BLANTERVIO103

Tutorial Membuat Batas DAS dan Daerah Tangkapan

Tutorial Membuat Batas DAS dan Daerah Tangkapan
8/31/2020

Cara Membuat Batas DAS dan Daerah Tangkapan - Analisis Hidrologi dengan ArcGIS

Tutorial Membuat Batas DAS dan Daerah Tangkapan
Membuat Batas DAS dan Daerah Tangkapan merupakan salah satu analisis hidrologi, dimana untuk tutorial ini mimin akan menggunakan tool bawaan Arcgis sehingga kita tidak memerlukan tambahan software lainnya.

Delineasi bertujuan untuk membuat batas dari DAS atau daerah tangkapan, artinya seluruh air yang jatuh pada suatu DAS atau daerah tangkapan akan mengalir ke satu titik yang sama (outlet).

Dari persepsi banyak orang kita pasti mengira bahwa DAS dan Daerah Tangkapan itu sama, namun kenyataannya tidak demikian karena ada sedikit perbedaan diantara keduanya dalam hal tujuan pembuatannya. DAS dibuat sebagai batas geomorfologis yang membagi habis suatu wilayah, artinya dalam pembuatan batas-batas DAS itu sendiri tidak ada areal yang tidak memiliki DAS (setiap area pasti memiliki DAS). Percabangan atau muara sungai adalah Outlet dari batas DAS. Maka dari itu delineasi batas DAS lebih kepada tujuan pengelolaan.

Sedangkan daerah tangkapan digambarkan sebagai point of interest (POI) tertentu sehingga daerah tangkapan (Catchment Area) tidak membagi habis suatu wilayah. Outlet dari daerah tangkapan adalah titik interest yang dianalisis seperti bendungan, stasiun pengamatan, titik lokasi sampling dan sebagainya.

Untuk melakukan analisis hidrologi, data yang tepat untuk digunakan adalah DEM yang sudah terbebas dari tinggi fitur-fitur seperti bangunan, pohon, dan lain-lain. Sehingga nilai elevasi pada DEM hanya nilai elevasi muka permukaan tanah yang sering disebut dengan digital terrain model (DTM). Namun untuk skala analisis yang luas, terkadang data DEM yang masih mengandung nilai-nilai
fitur bangunan, pohon dan lain-lain seringkali digunakan.

Data yang digunakan dalam turorial ini adalah data DEM Shuttle Radar Topographic Mission (SRTM) yang dikeluarkan oleh USGS dengan resolusi sekitar 30m. Areal yang dipilih untuk analisis adalah Pulau Belitung, Kepulauan Bangka Belitung. Data DEM SRTM yang digunakan bisa teman-teman unduh dibagian bawah artikel sebagai bahan untuk latihan.

Sebelum kita melakukan analisis lebih lanjut maka data DEM harus menggunakan sistem proyeksi planar yaitu UTM. Mimin anggap teman-teman sudah tahu ya cara merubah proyeksi data raster dari geografis ke UTM. Silahkan sesuai Zona wilayah UTM untuk masing-masing data DEM yang teman-teman punya. Setelah kita merubah sistem proyeksi DEM kita lanjut ke tahap berikutnya.


Rekondisi DEM menggunakan Map Algebra

Rekondisi DEM (DEM recondition) dilakukan untuk melakukan penyesuaian DEM agar konsisten dengan data vektor jejaring aliran (stream) ataupun gigir (ridge). Analisis hidrologi menggunakan DEM seringkali memunculkan hasil yang sulit diterima, semisal batas DAS yang tidak semestinya, stream yang bergeser, dan sebagainya. Hal tersebut sangat lumrah terjadi mengingat akurasi horizontal dan vertikal dari data DEM yang digunakan kurang baik digunakan untuk daerah landai atau informasi tambahan ketinggian fitur (pepohonan, bangunan, dsb) yang dapat digunakan untuk mengoreksi DEM kurang memadai. Penyesuaian jejaring aliran ke dalam data DEM akan sangat membantu akurasi dari analisis hidrologi. DEM baru yang dihasilkan akan sesuai dengan jejaring aliran (bisa disebut juga dengan sungai, parit, dsb) ataupun gigir yang sudah tersedia. Rekondisi DEM hanya dilakukan jika:

(1) Tersedia data jejaring aliran atau gigir pada areal studi
(2) Data jejaring aliran atau gigir tersebut lebih valid dibandingkan dengan data DEM

Melakukan rekondisi DEM dapat dilakukan dengan software/plugin tertentu seperti ArcHydro. Namun untuk lebih meningkatkan pemahaman penggunaan ArcMap dan toolbox yang tersedia secara default, maka rekondisi DEM pada tutorial ini dilakukan dengan menggunakan tool-tool yang sudah tersedia pada ArcToolbox.

Konversi jejaring aliran ke raster

Jejaring aliran atau agar lebih mudah dipahami kita sebut saja sungai, yang akan digunakan untuk merekondisi DEM harus dikonversi menjadi data raster agar dapat dilakukan analisis spasial lebih lanjut. Konversi yang dilakukan adalah Polyline to Raster dengan point sebagai berikut

(1) Value field menggunakan field ID, yang isinya adalah angka 1
(2) Ukuran sel adalah 30 meter, menyesuaikan dengan data dem.tif
(3) Pada jendela Environment, set snapping ke raster dem.tif

Cara Membuat Batas DAS dan Daerah Tangkapan - Analisis Hidrologi
Gambar Konversi data sungai ke raster

Proses konversi menghasilkan data sungai dalam format raster dengan resolusi 30 meter. Visualisasi data raster dan data vektor sungai dapat dilihat pada gambar berikut.

Cara Membuat Batas DAS dan Daerah Tangkapan - Analisis Hidrologi
Gambar Hasil konversi data vektor sungai menjadi data raster

Data yang dihasilkan dari proses di atas adalah data raster sungai dengan nilai 1 untuk sungai dan NoData untuk bukan sungai. Untuk kepentingan analisis, nilai NoData diubah menjadi 0 (nol) dengan menggunakan MapAlgebra atau Reclassify (saran untuk mudahnya memakai metode Reclassify saja).

Menghitung jarak ke sungai

Jarak ke sungai adalah jarak tegak lurus sungai yang dihitung dengan menggunakan Euclidean distance, dengan langkah sebagai berikut

(1) Data sungai vektor digunakan sebagai input. Resolusi target adalah 30 meter dengan snapping ke raster dem.tif.
(2) Gunakan tool Euclidean distance (lokasinya pada Arctoolbox → Spatial Analyst Tools → Distance → Euclidean distance) untuk membuat grid jarak ke sungai dengan hasil seperti pada gambar berikut.

Cara Membuat Batas DAS dan Daerah Tangkapan - Analisis Hidrologi
Gambar Data raster jarak ke sungai

Merekondisi DEM untuk Membuat Batas DAS dan Daerah Tangkapan

Langkah terakhir baru merekondisi DEM menggunakan algebra. Dalam melakukan rekondisi DEM ini memerlukan pemahaman yang baik tentang bagaimana data sungai digunakan. Selain itu, proses ini lebih merupakan seni di dalam GIS sehingga faktor subjektivitas dan kreativitas sangat dominan.

Bagaimana data sungai digunakan untuk merekondisi DEM dapat dilihat ilustrasi pada gambar berikut.

Cara Membuat Batas DAS dan Daerah Tangkapan - Analisis Hidrologi
Gambar Ilustrasi penampang melintang sebelum dan sesudah rekondisi DEM

Pada gambar di atas tampak bahwa posisi sungai DEM berbeda dengan posisi sungai vektor. Agar data DEM konsisten dengan data sungai vektor, maka diperlukan penghitungan untuk menurunkan nilai elevasi DEM di (dan sekitar) sungai vektor. Sel yang berada tepat pada sungai vektor diturunkan dengan besaran tertentu, selanjutnya secara gradual misalnya hingga 200 meter dari sungai, sel di sekitarnya diturunkan sehingga membentuk struktur seperti huruf V.

Data yang digunakan untuk rekondisi DEM dengan menggunakan Map Algebra adalah sebagai berikut

(1) DEM sebelum rekondisi; yaitu dem.tif
(2) DEM sungai; yanti sungai_raster.tif
(3) DEM jarak dari sungai, yaitu distance.tif

Sintak Map Algebra yang digunakan untuk membuat DEM baru hasil rekondisi adalah sebagai berikut.

"dem.tif” - (5 * "sungai_raster.tif") - (0.025 * (200 - "distance.tif") * ("distance.tif" < 200))

Dengan menggunakan sintak tersebut maka nilai dem.tif yang tepat bcrada pada sungai akan dikurangi 5 m, selanjutnya hasilnya akan dikurangi lagi 5 m tepat pada sungai dan berkurang seeara gradual menjadi 0 m pada jarak 200 meter dari sungai.

Penentuan angka 5 m untuk pengurangan nilai DEM dan jarak 200 m untuk pengurangan gradual ditentukan sccara subjektif tergantung kondisi topografi dan kekhasan areal studi.

Cek profile sepanjang jejaring aliran

Efek dari rekondisi adalah membuat posisi sungai serta kecenderungan aliran air menuju sungai lebih konsisten dengan data sungai vektor. Untuk mengetahui apakah proses rekondisi yang telah dibuat sudah memuaskan atau belum, teman-teman dapat melakukan pengecekan profile memotong sungai.

Sebagaimana dapat dilihat pada profil yang dibuat mimin pada salah satu bagian sungai (Gambar dibawah), posisi sungai vektor telah digunakan untuk mengoreksi DEM sehingga lebih jelas dan kecenderungan aliran dari sekelilingnya menuju sungai menjadi lebih tegas.

Cara Membuat Batas DAS dan Daerah Tangkapan - Analisis Hidrologi
Gambar Profil sebelum dan sesudah rekondisi DEM pada salah satu bagian sungai

Depressionless DEM dengan Fill

Analisis fill digunakan untuk menghasilkan Depressionless DEM. Nilai terendah dari DEM digunakan sebagai tujuan akhir dari aliran air yang biasanya adalah pixel-pixel yang berada ditepi pantai atau ditepi danau besar. Namun seringkali DEM memiliki banyak sink yaitu pixel-pixel yang memiliki nilai lebih rendah dibandingkan dengan nilai sekelilingnya.

Cara Membuat Batas DAS dan Daerah Tangkapan - Analisis Hidrologi
Gambar Ilustrasi sink sebelum dan sesudah diisi

Sink harus dihilangkan dengan cara mengisinya (fill) agar tidak diidentifikasi sebagai tujuan akhir dari aliran air. Untuk Fill sink, lakukan langkah-langkah berikut untuk identifikasi sink pada DEM

(1) Dengan ArcMap, buka project
(2) Terdapat satu layer raster DEM, yaitu belitung_dem.tif
(3) Jalankan tool Fill yang terletak pada ArcToolbox

Cara Membuat Batas DAS dan Daerah Tangkapan - Analisis Hidrologi
Gambar Menjalankan tool Fill

Analisis hidrologi terkait topografi

Analisis hidrologi yang berkaitan dengan topografi adalah analisis hidrologi yang berkaitan dengan terrain atau topografi. Beberapa analisis yang termasuk kelompok ini adalah penghitungan flow direction, flow accumulation, flow length, dan pour point. Data yang digunakan untuk analisis terrain hidrologi adalah data DEM yang telah di-fill dan di-rekondisi.

Flow direction (arah aliran)

Flow direction digunakan untuk menentukan arah aliran dari setiap sel, yaitu arah penurunan yang paling curam (steepest path). Suatu sel dikelilingi oleh sebanyak delapan (8) buah sel tetangga. Oleh karena itu akan terdapat delapan kemungkinan arah flow direction seperti pada gambar berikut.

Cara Membuat Batas DAS dan Daerah Tangkapan - Analisis Hidrologi
Gambar Ilustrasi arah aliran

Jika arah penurunan paling curam adalah ke arah utara seperti pada gambar diatas, maka nilai flow direction pada sel tengah adalah 64. Kemungkinan nilai flow direction yang lain adalah 1 (timur), 2 (tenggara), 4 (selatan), 8 (barat daya), 16 (barat), 32 (barat laut), 64 (utara) dan 128 (timur laut).

Untuk membuat arah aliran dari data DEM dapat dilakukan seperti pada langkah berikut.

(1) Buka project yang berisi data DEM yang sudah di-rekondisi dan dibersihkan dari sink
(2) Jalankan tool Flow Direction yang terdapat di dalam ArcToolbox
(3) Pilih dem_rekon.tif sebagai input data permukaan
(4) Tentukan folder dan nama raster arah aliran / output
(5) Klik OK untuk menjalankan tool

Cara Membuat Batas DAS dan Daerah Tangkapan - Analisis Hidrologi
Gambar Menggunakan tool Flow Direction

Output dari flow direction adalah suatu data raster yang setiap selnya memiliki arah dengan diwakili oleh nilai 1, 2, 4, 8, 16, 32, 64 atau 128.

Flow accumulation (akumulasi aliran )

Tool Flow accumulation digunakan untuk menentukan akumulasi aliran dari setiap sel. Suatu sel yang memiliki flow Accumulation nol (0) menunjukkan jika tidak ada satu sel pun yang akan mengalirkan air kepada sel tersebut, demikian juga jika suatu sel memiliki flow accumulation seratus (100), maka akan terdapat sejumlah 100 sel yang akan mengalirkan air kepada sel tersebut. Semakin tinggi nilai flow accumulation suatu sel maka semakin tinggi juga potensi air akan terakumulasi pada sel tersebut seperti pada ilustrasi berikut.

Cara Membuat Batas DAS dan Daerah Tangkapan - Analisis Hidrologi
Gambar Arah aliran dan nilai Flow Accumulation

Untuk melakukan analisis Flow Accumulation dapat dilakukan seperti langkah berikut.
(1) Buka project yang berisi layer FlowDir.tif yang akan digunakan sebagai sumber untuk menghitung akumulasi aliran
(2) Jalankan tool Flow Accumulation yang terdapat di dalam ArcToolbox
(3) Tentukan layer FlowDir.tif sebagai input data arah aliran
(4) Tentukan folder dan nama raster output, misalnya MlowAcc.tif
(5) Klik OK untuk menjalankan tool

Cara Membuat Batas DAS dan Daerah Tangkapan - Analisis Hidrologi
Gambar Menggunakan tool Flow Accumulation

Output dari analisis flow accumulation adalah data raster dengan nilai pada sel adalah jumlah sel yang akan menyumbang air kepadanya.

Delineasi daerah tangkapan

Delineasi daerah tangkapan adalah identifikasi sel-sel yang jika dijatuhkan air akan mengalir kepada titik outlet yang telah ditentukan. Untuk melakukan delineasi daerah tangkapan diperlukan adanya arah aliran, akumulasi aliran dan outlet.

Untuk melakukan delineasi daerah tangkapan diperlukan dua data penting yaitu arah aliran (Flow direction) dan akumulasi aliran (flow accumulation). Kedua data tersebut diturunkan dari data elevasi (DEM) yang sudah terbebas dari sink dan sebaiknya sudah dilakukan rekondisi.


Titik outlet delineasi daerah tangkapan

Titik outlet, atau sering disebut watershed outlet atau pour point, adalah titik dimana batas daerah tangkapan ditentukan. Beda posisi outlet memiliki beda hasil delineasi. Titik outlet dapat berupa bendungan atau stasiun pengamatan erosi. Titik outlet dapat berupa fitur ataupun fitur.

Titik outlet harus tepat berada di atas sel yang memiliki flow accumulation paling tinggi. Jika posisi outlet meleset sedikit saja maka proses delineasi daerah tangkapan tidak akan sesuai yang diharapkan. Titik outlet yang ditentukan/diukur dengan menggunakan GPS dengan akurasi tinggi pun belum tentu dapat digunakan untuk delineasi daerah tangkapan karena yang diperlukan adalah posisi outlet yang konsisten dengan data flow accumulation. Untuk menempatkan outlet dengan benar, teman-teman dapat melakukan hal berikut.

(1) Penggeseran titik outlet secara visual/manual; observasi secara visual data flow accumulation dan geser fitur outlet sehingga tepat berada pada nilai akumulasi tertinggi. Cara ini sangat direkomendasikan oleh penulis mengingat pengguna memiliki kontrol penuh untuk meletakan dimana seharusnya outlet berada.
(2) Gunakan snap pour point; untuk menggeser titik outlet (fitur/raster) sehingga tepat berada pada flow accumulation tertinggi terdekat.

Berikut contoh beberapa posisi relatif titik outlet terhadap flow accumulation.

Cara Membuat Batas DAS dan Daerah Tangkapan - Analisis Hidrologi
Gambar Beberapa kemungkinan posisi outlet pada percabangan sungai dan hasil delineasi

Seperti tampak pada Gambar diatas, penempatan outlet yang tidak konsisten dengan flow accumulation (gambar a) tidak akan menghasilkan delineasi daerah tangkapan yang diharapkan karena posisi outlet harus berada pada raster dengan nilai akumulasi tinggi. Penempatan outlet sebelum percabangan (gambar b) sungai akan menghasilkan delineasi daerah tangkapan yang meliputi seluruh
cabang sungai. Untuk melakukan delineasi daerah tangkapan pada salah satu anak sungai, maka outlet harus diletakkan dengan tepat di atas salah satu sel setelah percabangan (gambar c dan d).

Dapat disimpulkan bahwa posisi outlet sangat mempengaruhi hasil delineasi daerah tangkapan. Posisi outlet yang sangat akurat harus di-adjust menyesuaikan dengan data flow accumulation agar konsisten, bukan sebaliknya.

Delineasi Pembuatan Batas DAS

Delineasi daerah tangkapan dilakukan untuk membuat areal dimana seluruh sel di dalam areal tersebut, jika jatuh hujan/air di atasnya maka seluruh air limpasan akan mampir ke outlet. Dengan demikian, delineasi di sini sangat tergantung kepada dimana outlet ditempatkan. Sebagai contoh dibuat titik outlet 1 dan 2 pada setiap cabang sungai seperti tampak pada gambar berikut. Diperkirakan bahwa daerah tangkapan yang akan dihasilkan akan tampak seperti garis putus-putus.

Cara Membuat Batas DAS dan Daerah Tangkapan - Analisis Hidrologi
Gambar Ilustrasi posisi outlet dan hasil delineasi

Untuk menjalankan delineasi watershed dari titik-titik outlet tertentu dapat dilakukan seperti pada langkah berikut.

(1) Buka project yang berisi data dua titik outlet yang overlay dengan data dem_rekon.tif, FlowDir.tif, dan FlowAcc.tif
(2) Jalankan tool Watershed yang terdapat pada ArcToolbox
(3) Tentukan raster input FlowDir. tif
(4) Pilih pour sebagai input outlet (pour point)
(5) Pilih field Jd untuk membedakan atribut daerah tangkapan yang dihasilkan
(6) Tentukan lokasi data raster output
(7) Klik OK untuk menj alankan tool

Cara Membuat Batas DAS dan Daerah Tangkapan - Analisis Hidrologi
Gambar Menjalankan tool Watershed

Hasil dari tool Watershed adalah data raster dimana sel yang berada pada daerah tangkapan yang sama akan memiliki atribut yang sama yang bersumber dari atribut atau nilai outlet seperti pada gambar berikut.

Cara Membuat Batas DAS dan Daerah Tangkapan - Analisis Hidrologi
Gambar Hasil delineasi daerah tangkapan dari dua titik outlet

Data daerah tangkapan yang dihasilkan seperti pada Gambar diatas adalah berupa data raster. Untuk mendapatkan daerah tangkapan dengan format polygon (fitur), teman-teman dapat melakukan konversi raster ke fitur. Selanjutnya polygon yang tampak kotak-kotak dapat dihaluskan dengan menggunakan tool Smooth Polygon.

Analisis delineasi daerah tangkapan seperti telah dibahas diatas tidak dapat digunakan untuk secara instan membagi suatu wilayah, misalnya satu provinsi atau satu pulau, menjadi beberapa daerah aliran sungai. Untuk melakukan hal tersebut dapat digunakan tool Basin yang dibahas pada bagian setelah ini.

Membagi suatu wilayah ke dalam daerah aliran sungai (Membuat Batas DAS)

Delineasi daerah tangkapan seperti dibahas diatas dilakukan untuk membuat daerah tangkapan dari titik-titik outlet yang telah dibuat dan disesuaikan. Pada beberapa analisis, diperlukan pembagian suatu wilayah menjadi DAS sehingga wilayah tersebut ‘habis’ dibagi ke dalam DAS-DAS. Dalam kasus ini maka lokasi outlet ditentukan berada pada percabangan sungai atau muara sungai secara otomatis. Untuk melakukan hal tersebut, tool basin dapat digunakan seperti berikut.

(1) Buka project yang terdapat data dem_rekon.tif, FlowDir.tif, dan FlowAcc.tif
(2) Jalankan tool Basin yang terdapat pada ArcToolbox
(3) Pilih layer FlowDir.tif sebagai input
(4) Tentukan folder dan nama file output, misalnya basin_output.tif
(5) Beberapa DAS akan terbentuk secara otomatis dengan format data raster.

Cara Membuat Batas DAS dan Daerah Tangkapan - Analisis Hidrologi
Gambar Hasil pembuatan batas DAS

Analisis basin biasanya ditujukan untuk pengelolaan sehingga batas DAS yang diperlukan tidak hanya berupa batas DAS secara alami, tapi juga dapat digunakan untuk tujuan pengelolaan. Tahapan analisis tidak berhenti hingga diperoleh batas DAS-DAS seperti pada Gambar diatas. Beberapa tindakan subjektif harus dilakukan seperti:
  • Menghilangkan DAS yang berada di pinggir AOI yang tidak utuh sebagai hasil pemotongan data elevasi
  • Penggabungan beberapa DAS kecil ke dalam DAS besar terutama di sekitar garis pantai

Batas DAS yang dihasilkan pada tahapan akhir analisis yang tidak saja memperhatikan hasil analisis tetapi juga aspek pengelolaan dan kesatuan areal. Beberapa batas DAS disatukan menjadi satu DAS yang lebih besar, sedangkan beberapa batas DAS dihilangkan seperti pada gambar berikut.

Cara Membuat Batas DAS dan Daerah Tangkapan - Analisis Hidrologi
Gambar Batas DAS hasil analisis


Stream network

Identifikasi data stream

Stream dapat diartikan sebagai jejaring aliran, baik itu berupa sungai, parit, dan sebagainya yang secara teoretis jika terjadi hujan akan secara signifikan dialiri air. Identifikasi stream dapat diartikan dengan sebagai identifikasi jejaring aliran dengan ambang batas tertentu.

Teman-teman dapat melakukan identifikasi stream dari data DEM khususnya pada wilayah yang belum tersedia data jejaring aliran yang baik. Meskipun tersedia data jejaring aliran (sungai) yang baik dan digunakan untuk merekondisi DEM, identifikasi stream tetap penting dilakukan pada daerah-daerah tertentu. Seperti pada daerah yang memiliki topografi terjal, data DEM seringkali lebih baik dibandingkan daerah yang landai.

Identifikasi stream dilakukan terhadap data flow accumulation (akumulasi alira). Nilai dari suatu sel adalah jumlah sel lain yang jika terjadi hujan akan mengalirkan air ke sel tersebut. Semakin tinggi nilai dari flow accumulation maka semakin tinggi kemungkinannya sel tersebut menjadi stream, terlepas dari apakah pada kondisi riil di lapangan sel tersebut berupa sungai, parit, dsb atau pun tidak.

Untuk identifikasi jejaring aliran dapat dilakukan dengan membuat ambang batas jumlah sel pada layer flow accumulation. Penentuan ambang batas jumlah sel dapat dilakukan secara subjektif oleh teman-teman, misalnya 100 sel yang artinya sel yang memiliki jumlah sel penyumbang aliran lebih dari 100 buah adalah stream, selain itu bukan. Untuk melakukan hal tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan tool MapAlgebra dengan sintak CON atau SETNULL seperti berikut.

(1) Buka project yang terdapat layer FlowAcc.tif yang merupakan data flow accumulation
(2) Jalankan tool Raster Calculator pada ArcToolbox
(3) Isikan salah satu dari sintak berikut

Con ("FlowAcc.tif" > 1000, 1,"") atau SetNull("FlowAcc.tif" <= 1000, 1)

(4) Tentukan folder dan nama raster output, misalnya stream_output.tif
(5) Klik OK untuk menjalankan tool

Cara Membuat Batas DAS dan Daerah Tangkapan - Analisis Hidrologi
Gambar Identifikasi stream dengan Map Algebra

Hasil dari identifikasi data stream adalah sebuah data raster yang memiliki nilai satu (1) dan NoData. Nilai 1 menunjukkan bahwa sel tersebut adalah bagian dari stream.

Stream order

Stream order adalah urutan dari segmen stream dengan menggunakan metode Strahler atau Shreve sesuai dengan keperluan analisis. Secara default, ArcMap menggunakan metode Strahler. Untuk membuat stream order dapat dilakukan seperti langkah berikut.

(1) Buka project byang berisi dua layer pada TOC, yaitu stream.tif dan FlowDir.tif
(2) Jalankan tool Stream Order yang terletak pada ArcToolbox
(3) Pilih stream.tif sebagai input stream raster
(4) Pilih FlowDir.tif sebagai input flow direction raster
(5) Tentukan folder dan nama raster output, misalnya StreamOrder.tif
(6) Pilih metode atau biarkan default menggunakan metode Strahler
(7) Klik OK untuk menjalankan tool

Cara Membuat Batas DAS dan Daerah Tangkapan - Analisis Hidrologi
Gambar Menjalankan tool Stream Order

Hasil dari analisis di atas adalah sebuah data raster diskret dengan nilai 1, 2, dst yang menunjukkan ordo dari stream (ordo sungai). Dengan menggunakan metode Strahler, order 1 menunjukkan sungai baru terbentuk di daerah hulu atau ujung daerah tangkapan. Semakin ke hilir, ordo sungai akan bertambah.

Cara Membuat Batas DAS dan Daerah Tangkapan - Analisis Hidrologi
Gambar Hasil analisis Stream Order

Konversi stream ke fitur

Stream yang dihasilkan pada analisis menggunakan toolset Hydrology adalah berupa data raster dengan nilai satu (1) menunjukkan stream dan background NoData sebagai bukan stream. Untuk keperluan analisis lainnya, data stream perlu dikonversi ke fitur (vektor) yang dapat dilakukan dengan:
  • Konversi raster ke fitur; cara ini sangat disarankan untuk mengonversi data stream yang sudah dalam susunan ordo seperti pembahasan sebelumnya. Proses konversi dilakukan seperti konversi raster lainnya.
  • Tool Stream to feature; cara ini digunakan dengan menggunakan tool stream to feature yang terdapat di dalam toolset Hydrology. Tool ini akan memberikan setiap segmen angka unik dan keterangan setiap node (percabangan).
Untuk melakukan konversi stream ke fitur dengan menggunakan tool stream to feature dapat dilakukan seperti langkah berikut.

(1) Buka project yang berisi layer stream.tif sebagai layer stream dan layer FlowDir.tif sebagai layer arah aliran
(3) Jalankan tool Stream to Feature yang terdapat pada ArcToolbox
(4) Tentukan layer stream.tif sebagai input data stream
(5) Tentukan layer FlowDir.tif sebagai input arah aliran
(6) Tentukan folder dan nama fitur output. Fitur dapat berupa shapefile atau fitur geodatabase
(7) Agar output fitur menjadi lebih halus (tidak kotak-kotak), pilihan Simplify dapat diaktifkan
(8) Klik OK untuk menjalan tool

Cara Membuat Batas DAS dan Daerah Tangkapan - Analisis Hidrologi
Gambar Menjalankan tool Stream to Feature

Output dari analisis ini adalah data fitur (vektor). Jika pilihan Simplify diaktifkan, maka data fitur yang dihasilkan akan lebih halus. Meskipun demikian, pada kebanyakan kasus, fitur stream yang dihasilkan masih tetap perlu dihaluskan menggunakan smooth.

VIDEO TUTORIAL


Baca Juga:
1. Seni Pemetaan Membuat Hillshade (Relief) pada Arcgis
2. Tutorial Penentuan Lokasi TPA Sampah Berbasis GIS

Baiklah sekian dulu untuk sharing kali ini tentang Membuat Batas DAS dan Daerah Tangkapan. Jika ada saran, tanggapan, pertanyaan, link mati serta request silakan gunakan kotak komentar, halaman kontak atau sosial media yang ada di website Lapak GIS. Terima Kasih.
Share This Article :
Lapak GIS

Lapak GIS adalah Tempat Berbagi Pengetahuan tentang Geographic Information System (GIS) dan Remote Sensing (Pengindraan Jauh).

6210244686568305774